Judul
Buku: Mooncake
Penulis: Rizka Amalia
Tahun
Terbit: 2014, cetakan I
Penerbit: Noura Books
Kategori
Buku:Fiksi
Guang An adalah gadis muda berumur 15 tahun yang
menderita disleksia. Disleksia berarti mengalami kesulitan dalam membaca, dalam
hal mengeja, dan menulis.
An bersekolah di sekolah umum seperti teman-temannya
yang normal. Ia selalu di bantu ibunya dalam belajar, membaca materi-materi di
sekolah dan An hanya mendengarkan ibunya berbicara. Dengan usahanya itu, An
selalu mendapatkan peringkat 10 besar dalam kelas. Selain ibunya, An mempunyai
seorang kakak bernama Chen Han, ia sangat menyayangi adik semata wayangnya itu.
Namun, kebahagian An tidak sempurna. ayah An tidak memperhatikannya, ia selalu
menyindir anak perempuannya dan selalu menyalahkan “sudah besar kok tidak bisa
membaca?” Padahal, ini bukan kemauan siapa pun, Tuhan yang menakdirkan bahwa An
disleksia.
Ulang tahun An tepat dengan perayaan festival kue
bulan. Tak salah kalau An sangat menyukai kue tersebut. Sesuai dengan namanya
Guang An yang artinya kemuliaan dan damai. Satu hari sebelum hari ulang tahun
An tiba, ia bertemu dengan Hasta, lelaki tampan yang mempunyai pabrik kue bulan
dan mau mengajari An untuk membuat kue bulan sendiri. An sangat senang bertemu
dengan teman baru yang tidak mempermasalahkan kekurangannya. Tidak seperti ayah
An.
Penulis memakai bahasa yang mengalir dan plot yang
digunakan penulis cukup baik. Namun, ada kebingungan di benak saya karena pada
bab terakhir novel ini, An sangat kesulitan untuk menuliskan beberapa huruf dan
sering tertukar seperti ’b’ tertukar ’d’, ’p’ tertukar ’q’, ’m’ tertukar ’w’,
’s’ tertukar ’z’. tetapi pada saat An dan Hasta menulis sesuatu untuk di
terbangkan bersama lampion, penulis tidak menerangkan kesulitan An. Membuat
bertanya-tanya, “Itu bisa nulis dengan lancar, padahal kan menderita
disleksia?”
Desain cover novel mooncake sesuai dengan
judulnya—kue bulan—berwarna cokelat muda yang di hiasi lampion-lampion khas
orang Tionghoa. Sangat enak di pandang mata dengan susunan font judul yang
menarik.
Novel fiksi ini sangat mengharukan dan cocok untuk
dibaca oleh keluarga-keluarga. Pesan yang tersimpan dalam novel ini yaitu
janganlah menganggap sebelah mata orang yang mempunyai kekurangan. Anggaplah
kekurangan mereka sebagai kekuatan yang akan menjadikan mereka (orang
berkebutuhan khusus) menjadi sabar dan tegar. Karena manusia tidaklah ada yang
sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar