17,
18, 19 Oktober 2014
Perjalanan
yang akan gue tulis kali ini ialah ke Gunung Papandayan, Garut. Ini kali
pertama gue naik gunung yang ‘bener-bener gunung’. Sewaktu Pramuka di SMK hanya nanjak bukit dan tebing di daerah Tajur, Bogor.
Dan
sekarang bisa merasakan gimana sensasinya berada di area Gunung Papandayan.
Gunung
ini memiliki ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut. Cukup lahh untuk
seorang pemula kayak gue. Hehe :p
Gue
jalan berempat sama temen-temen JSP, yaitu abang tersayang (bang Ipul), Gembul
Kukus, dan Kak Genny. Orang-orang ini memang selain hobby motret juga hobby
travelling.. Yaa namanya juga penikmat pemberian Tuhan. Yang penting tidak
‘merusak’ J
okeoke (y)
Kita
berangkat Jumat malam dari terminal Kampung Rambutan.
-
Ongkos bus dari Kampung Rambutan ke
terminal Garut 42.000.
-
Lamanya perjalanan sekitar 4,5 jam
kalau tidak terkena macet.
Sampai
di terminal Garut, pasti ada orang yang menawarkan angkot untuk ke perbatasan.
Di terminal Garut juga kita gabung sama temen-temen bulkus, mereka berempat
juga. Alhamdulillah jadi banyak orangnya. Hehe
-
Ongkos angkot sekitar 15-25rb
perorang. Tergantung bagaimana kita menawarnya saja. Satu angkot berisi kurang
lebih 11 orang, itu juga udah sempit banget.. hihi dan tas di ikat di atas
angkot.
-
Lamanya perjalanan sampai ke
perbatasan kurang lebih 40 menit.
Lalu
di perbatasan, kami menyewa mobil pick up. Per orang dikenakan biaya 20.000.
sekitar 30menit kita sudah sampai di tempat tujuan. Kalau mobil pick up-nya
ngebut, bisa kurang dari 30menit.
Udara
pagi itu sangatlah sejuk.. mobil yang kami tumpangi cenderung ngebut sehingga
angin pun lebih terasa ke seluruh badan. Pemandangan yang kami temui sangat
indah, di seberang sana terlihat Gunung Cikuray beserta kabut. Sungguh besar
Kuasa-Nya.
Setelah
sampai di pos 1, kami wajib lapor dan satu orang menyerahkan fotokopi KTP. Per
orang di kenakan biaya 5000rupiah.
NB:
lain halnya dengan warga asing yang ingin masuk ke gunung Papandayan. Mereka
harus merogoh kocek lebih dalam, yaitu 100.000rupiah untuk hari Sabtu,
sedangkan untuk hari Minggu sebesar 150.000rupiah.
Sudah
daftar, kami pun mampir ke salah satu warung di sana untuk ngopi dan sarapan. Setelah
cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan ke atas. Semakin jauh berjalan,
semakin dekat dengan Kawah Papandayan. Bau belerang tak terhindar lagi. untung
kami sudah menyiapkan masker penutup hidung. Sempat kami beristirahat di dekat
kawah serta mengambil beberapa foto.
Lanjut
perjalanan menuju tempat camp (Pondok Salada). Sebelum ke pondok Salada, kami
harus lapor dan beristirahat di POS 2. Lamanya perjalanan kurang lebih 2 jam. Cukup
membuat kaki cenat-cenut saat melewati tanjakkan yang menurut gue lumanyan
mengerikan.. hehe
Dari
POS 2 ke tempat camp hanya butuh waktu sebentar. Sampai di Pondok Saladah, kami
duduk-duduk sebentar dan langsung mendirikan tenda. Jam menunjukkan pukul 10.00
pagi, udara masih tetap dingin menurut gue. Mungkin karena gue kebanyakan diem.
:o
Tenda
selesai didirikan, kami langsung tertidur.. hehehe maklum, ngantuk beraaaatttt.
Agak
sore, sekitar pukul set3, kami melanjutkan perjalanan untuk ke hutan mati dan
padang edelweiss. Untuk mencapai padang edelweiss atau biasa di sebut ‘Tegal
Alun’ kami membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam. Itu pun sudah
termasuk istirahat jika terasa lelah.
Di
hutan mati, kami mengambil foto sejenak untuk dokumentasi. Lalu melanjutkan
perjalanan ke Tegal Alun. Sebelum mendapat bonus (jalanan lurus), kami harus
melewati jalanan yang cukup menguras tenaga buat gue yang seorang pemula. Hehe :p
dengan udara yang tetap dingin, dan kabut yang mulai berdatangan, kami makin
semangat untuk mencapai puncak.
Sampailah
kami di Tegal Alun.
Senang
rasanya bisa sampai di sini.
Kami
berfoto riaaaa..
Setelah cukup berfoto dan beristirahat, kami
pun turun karena melihat cuaca yang semakin berkabut tebal serta waktu yang
sudah mulai gelap. Di perjalanan turun sempat gerimis rintik-rintik. Untung saja
tidak terlalu lama dan tidak pula hujan.
Sepanjang
perjalanan ke tenda, kami pun mengumpulkan kayu/ranting yang berjatuhan untuk
di bakar nanti malam.
Sesampainya
di tenda.. dingin semakin terasa.. bulkus masak dan gue tertidur.. hehehe :p
Masih
jam 7 padahal, tapi mata sudah tak tertahankan.. bermimpilah diriku.
Pagi-pagi
sekali kami sudah bangun dan bersiap untuk pulang.
Tepat
pukul set10 kami turun. Sampai di pos 1, hujan mulai turun. Untungnya kami
sudah sampai bawah, jadi bisa berteduh di warung. Setelah hujan kami pun
pulaaaanggg dan siap mengukir kenangan bersama Gunung Papandayan.
Pengalaman
yang sangat berharga. Sungguh besar Kuasa-Nya.
Terima Kasih Tuhan.
Terima Kasih Papandayan.
Terima Kasih Kamu :*
Terima Kasih Kalian.
Dokumentasi di atas by: Kamera pribadi, kamera bang Ipul, kamera Bulkus, kamera kak Genny, kamera Alif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar